Jumat, 14 Oktober 2011

BEI: Penurunan BI Rate Positif Bagi Bursa

Jakarta ( Berita ) :  Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate memberikan dampak positif bagi bursa saham dalam negeri.

Kenaikan indeks BEI salah satunya dipicu dari BI Rate yang diturunkan, memang banyak orang tak menduga dalam situasi tidak pasti BI melakukan penurunan BI Rate. “Tetapi yang dijelaskan BI cukup menarik di tengah ekonomi global mengarah ke ‘slowing down’, jadi harus memperkuat ekonomi domestik kita,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Eddy Sugito di Jakara, Kamis [13/10].
Ia mengatkan, dengan diturunkannya BI rate maka pelaku pasar asing dapat melihat Indonesia lebih percaya diri dalam menghadapi kondisi global yang masih kuat sentimen negatifnya seiring perlambatan ekonomi Amerika Serikat dan situasi Eropa yang belum kondusif.
Langkah BI itu, lanjut dia, diharapkan juga dapat menjaga volatilitas nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing lainnya karena hal itu dapat mendorong pelaku pasar asing tetap masuk ke Indonesia dan mempertahankan dananya di Indonesia.
“Pelaku pasr asing melihat Indonesia masih cukup baik fundamentalnya, hanya sedang menunggu momentum untuk masuk. Dengan kebijakan penurunan BI Rate, maka BI diharapkan dapat menjinakkan volatilitas rupiah agar tetap stabil,” katanya.
Ia mengatakan, penurunan BI rate diperkirakan masih memicu dana asing tetap masuk ke bursa saham Indonesia. Hal itu dilihat dari transaksi saham yang terjadi pada perdagangan saham Rabu (12/10) juga didominasi oleh broker-broker asing,  kondisi itu merupakan sinyal dana asing masuk ke bursa saham Indonesia.
Meski demikian, Eddy mengingatkan agar investor tetap mewaspadai pergerakan indeks saham global dikarenakan bursa saham Indonesia juga turut mengikuti tren bursa saham global.
Sementara, Analis Indosurya Asset Management, Adha Mubarak mengatakan, bursa saham global yang cenderung kembali positif diikuti dengan bursa regional mendorong IHSG melanjutkan penguatan. “Faktor bursa eksternal menjadi sentimen positif di dalam negeri,” katanya.
Selain itu dampak penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) dari 6,75 persen menjadi 6,5 persen masih terasa bagi pasar saham dalam negeri. “Penurunan BI rate terasa terutama pada sektor properti, sehingga hampir seluruh saham properti ‘rally’ penguatan,” ujarnya. (ant )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar